Sekolah Perempuan Perdamaian (SP) sebagai inkubator kepemimpinan perempuan di akar rumput turut menyumbang kader-kader mereka di posisi strategis organisasi masyarakat, keagamaan dan pemerintah, baik di tingkat RT hingga kabupaten. Pandemi tidak menyurutkan peran-peran mereka, terutama dalam membangun solidaritas sosial dan respon pandemi yang lebih sensitif gender.
Untuk pertama kalinya setelah dua tahun pandemi, AMAN Indonesia secara khusus mengundang tokoh-tokoh SP untuk merefleksikan kiprah sosial dan keorganisasian mereka dalam lokakarya di Jakarta (24-25 Mei 2022). Mereka mewakili Sekolah Perempuan Poso, Jakarta, Jember, Madura, Yogyakarta dan Wonosobo.
Selain refleksi kepemimpinan, mereka juga diperkuat pemahamannya tentang berbagai instrumen global dan nasional, terutama kerangka berpikir perempuan, perdamaian dan keamanan (Women, Peace and Security) dalam konteks memahami kebijakan nasional tentang penanganan konflik dan radikalisme; membaca dan merespon perubahan sosial dan krisis; menganalisa budaya maskulinintas dalam birokrasi; serta merespon jebakan kepemimpinan perempuan. Lokakarya dikemas dengan metode membaca dokumen, diskusi reflektif dan permainan, yang melibatkan partisipasi aktif peserta.